sportsagen

one time popup

Tuesday, November 25, 2014

Kehidupan Malam Pattaya

www.sportsagen.com - Banyaknya hiburan malam di sepanjang Pantai Pattaya menjadikan kota yang letaknya 115 kilometer dari Bangkok, Ibu kota Thailand ini mendapat julukan sebagai kota pesta.

Hampir setiap malam kota ini penuh dengan gemerlap lampu disko serta gemulai gadis Thailand yang meliuk-liuk di tiang-tiang ruang bar. Sapaan serta senyuman "nakal" seakan menjadi hal yang lumrah untuk menarik para wisatawan asing yang ingin mereguk kehangatan malam.

Tampak sekali dari hanya beberapa meter saja, para gadis yang berwajah Asia berjajar di depan bar. Mereka tampak asyik bercengkerama dengan sesama rekan mereka, kadang memainkan ponsel sambil menunggu tamu yang datang. Di beberapa bar juga tampak para gadis yang rata-rata berambut panjang menari-nari dan berputar di tiang bar.

Di antara penari itu, terlihat para wisatawan asing yang semuanya laki-laki tampak asyik mengobrol dengan ditemani para gadis. 

Begitu juga para gadis yang tampak cuek meliuk-liuk di tiang bar walaupun gerakan mereka akan menjadi perhatian orang-orang menyusuri jalan di Pattaya. Memang para gadis ini masih berpakaian tergolong sopan walaupun hanya menutupi sekadarnya.

Di sana-sani suara musik disko bergenre "house" tampak saling bersahutan antara satu bar dengan bar lainnya. Jadi tidak salah jika ada anggapan "All Night Is Saturday Night" (semua malam adalah malam minggu), sebab saat "weekand" (akhir pekan) maupun hari biasa pun kawasan ini tetap ramai dengan kehidupan malamnya. 

Aneka pertunjukan

Selain itu, sisi lain hiburan malam yang juga diminati para wisatawan mancanegara adalah banyaknya aneka "show" (pertunjukan) tari dan akting yang diperagakan oleh wanita-wanita cantik mulai dari yang biasa (normal) hingga berbau seksual.

Namun, wanita-wanita cantik tersebut bukan yang sebenarnya, melainkan "lady boy" atau kalau di Indonesia disebut waria atau banci. Istilah "Lady boy" tidak asing lagi di Thailand karena jumlahnya cukup banyak dan berbaur di tengah masyarakat.

Pertunjukan yang paling terkenal di Pattaya adalah "Cabaret Show" yang biasa digelar setiap malam. Kostum dan pagelaran mereka yang megah, sehingga membuat mata pengunjung terpana. Acara ini cenderung humor dan tidak dilarang untuk anak-anak.

Bahkan selesai acara, para pengunjung dipersilahkan untuk foto-foto bareng bersama para "lady boy". "Saya dibuat tercengang menyaksikan wanita-wanita cantik di atas panggung yang tak lain adalah waria," kata salah seorang pengunjung dari Surabaya, Haryono saat melihat pertunjukan "Cabaret Show" di Alcazar Pattaya.

Menurut Haryono sangat sulit membedakan wanita tulen dan "lady boy". Hal itu dikarenakan "lady boy" di Bangkok betul-betul mulus, cantik, dan memiliki payudara yang bagus.

Infomasi yang dihimpun ANTARA saat berkunjung ke Pattaya beberapa hari lalu, selain operasi payudara dan kelamin, sebagian dari "lady boy" juga melakukan operasi dagu dan hidung agar terlihat makin cantik. 

Adapun biaya operasi kecantikan di Thailand nisbi lebih murah, sehingga banyak di antara mereka yang melakukan operasi di hampir seluruh bagian tubuhnya. Thailand memiliki tiga tempat pertunjukan yang menampilkan kemampuan para "lady boy" untuk menari dan berakting yakni di Pattaya, Phuket dan Bangkok. 
"Hampir semua wisatawan asing yang datang ke Pattaya melihat pertunjukan Cabaret Show. Rugi jika tidak melihatnya," kata salah seorang pemandu wisata asal Thailand, Monica.

Menurut Monica, hampir setiap malam, pertunjukkan "Cabaret Show" selalu ramai dipadati 
penonton. Bahkan terlihat lobi di lantai atas maupun bawah penuh sesak oleh penonton, terutama wisatawan asing. 

Ada tiga kali pertunjukan mulai jam 18.30, dan 20.00 serta 21.30 waktu Thailand. Tiketnya dijual seharga 600 baht atau se-kitar Rp180.000 (kurs 1 baht = Rp300). Tetapi untuk kursi VIP, tiket dijual seharga 700 baht.

Pertunjukan tari dan nyanyi para waria mereka sangat bagus dan menguasai panggung. Semuanya cantik, sexy, berkulit mulus dan suaranya juga lembut. Ada juga episode lucu seperti waria gendut dan waria dengan dua tampilan, pria dan wanita seperti yang diperankan Brandon Indonesia Mencari Bakat. 

Lagu yang dibawakan pun aneka, ada Cindai-nya Iyet Bustami, ada lagu China, lagu Vietnam, lagu Barat, ada juga bergaya mirip Lady Gaga. Panggung diseting sesuai dengan lagu, misalnya lagunya asal Jepang, maka nuansa atau tema panggungnya ala Jepang.

Selepas pertunjukan, para "lady boy" menjalin interaksi dengan penonton di luar gedung. Tentu lengkap dengan kostum seksinya dan kita mendapat kesempatan untuk foto bareng dengan membayar 40 bath atau Rp12.000 saja. 

"Come here guys! Just 40 bath take a picture," ajak banci-banci itu ke penonton yang baru keluar.

Banyak yang memanfaatkan kesempatan untuk foto bersama atau sekadar melihat dari dekat seberapa mulus dan seksinya para waria Thailand ini. Foto mesra dengan waria banyak dilakukan oleh penonton. 

Jika di Indonesia banci merupakan penyakit sosial maka di Thailand justru menjadi komoditas industri hiburan yang memberi kontribusi bagi pendapatan asli daerah, bahkan pendapatan negara. 

Selain "cabaret show", ada tiga pertunjukan untuk orang dewasa atau "sex show" yang juga diminati wisatawan asing yakni "Spiderman Show", "Tiger Show" dan "Supermodel Show". Dalam pertunjukan tersebut diperlihatkan aksi akrobat dan tari-tarian dari cewek, cowok dan waria yang berpakaian bugil hingga hubungan badan.

Monica mengatakan sebetulnya tiga pertunjukan untuk orang dewasa tersebut telah dilarang pemerintah setempat. Hanya saja, setelah dihilangkan jumlah wisatawan yang datang ke Pattaya menurun, sehingga akhirnya dibuka lagi.

"Tapi pemerintah membuat aturan dengan melarang warga penduduk asli atau lokal untuk melihat pertunjukan itu. Pertunjukan itu hanya diberlakukan bagi wisatwan asing," ujarnya.

Pengelola juga punya cara jitu menjaga agar segala bentuk rekaman gambar tidak beredar luas. Jika beredar, pengelola khawatir pertunjukannya akan kehilangan peminat dan tidak lagi membuat pengunjung penasaran. Adapun yang kedapatan mengambil gambar, akan dikenai denda 20.000 baht atau Rp6 juta.

"Semua yang mau masuk, harus menitipkan ponsel dan alat elektronik lainnya di pintu masuk," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment