sportsagen

one time popup

Tuesday, November 25, 2014

THAILAND – Baptisan Dewasa Mengatakan, Menjadi Katolik Menghadapi Perlawanan Keluarga

BANGKOK (www.sportsagen.com) – Lebih dari 200 orang dewasa menerima Sakramen Baptis setiap tahun di Keuskupan Agung Bangkok, dan, bagi beberapa dari mereka, keputusan untuk menjadi Katolik itu menghadapi perlawanan keras dari orang-orang yang sangat mereka kasihi.

Namun, setelah beberapa waktu, anggota-anggota keluarga mereka mulai menerima keputusan mereka, kata beberapa orang yang baru menjadi Katolik di negara yang berpenduduk mayoritas Buddha itu.

“Tunggu sampai saya mati baru kamu jadi Katolik,” adalah permintaan ibunda dari Ravipun Jaruthawee. Namun mahasiswi pasca-sarjana berusia 25 tahun itu dibaptis secara rahasia tahun ini pada Malam Paskah, 11 April, di Katedral Maria Diangkat ke Surga di Bangkok.

Setelah pembaptisannya, dia berdoa rosario dan membaca Kitab Suci secara privat di kamarnya, sampai suatu hari ibunya mengetuk pintu kamarnya.

“Saya menunjukkan rosario kepadanya dan menyatakan bahwa saya sudah jadi Katolik,” kata Ravipun. Dia mengatakan, ibunya perlahan-lahan bisa menerima juga keputusannya untuk menjadi seorang Katolik.

Ravipun, anak semata wayang dalam keluarganya, mengatakan, dia pertama tahu tentang iman Katolik dari teman-temannya dan dari sebuah website. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi katekumen. Selama tahun itu, katanya, dia menyesal tidak men-sharing-kan perjalanan imannya dengan mereka yang paling dekat dengannya.

Yang paling menariknya sehingga dia ingin menjadi Katolik, katanya: “Saya senang mengunjungi Sakramen Mahakudus. Rasanya seperti saya sedang bertemu dengan Allah dalam keheningan.” Imannya, katanya, bahkan menjadi kuat karena berbagai hambatan yang dialaminya dalam proses menjadi seorang Katolik itu.

Seperti banyak orang dewasa lainnya yang menjadi Katolik, Ravipun ikut pelajaran Kitab Suci Hari Minggu yang diselenggarakan khusus bagi para baptisan baru agar iman mereka bisa terus terbina lebih lanjut.

Menurut uskup agung emeritus Bangkok, Michael Kardinal Michai Kitbunchu, lebih dari 200 orang dewasa menerima Sakramen Baptis setiap tahun di Keuskupan Agung Bangkok.

Uskup Chiang Mai Mgr Francis Xavier Vira Arpondratana, yang memberi pelajaran agama untuk Ravipun, mengatakan bahwa masyarakat setempat masih memiliki salah pengertian dan mencurigai iman Katolik. Seperti Ravipun, prelatus itu yakin bahwa berbagai tantangan yang dihadapi umat Katolik yang baru itu sesungguhnya semakin meneguhkan iman mereka.

Uskup itu pernah mengepalai pusat kateketik Keuskupan Agung Bangkok dan menjadi sekretaris Komisi Katekese dari Konferensi Waligereja.

Umat Katolik baru yang lain yang mendapat pelajaran agama dari Uskup Vira adalah Vachirawalai Nakvirot, 42.

Perempuan ini dibaptis tahun 2006, tetapi kakak perempuannya baru tahun lalu tahu bahwa adiknya menjadi Katolik. “Hari itu, saya dan kakak saya bertengkar sepanjang hari,” demikian Vachirawalai, seorang arsitek.

Dia tertarik dengan agama Katolik, katanya, setelah seorang teman Katolik menolongnya dalam suatu kesempatan yang sulit. “Ketika saya membaca Kitab Suci, saya mengalami kehangatan dan kedamaian,” katanya.

Sejak itu, lanjutnya, hubungannya dengan saudarinya menjadi baik. “Sekarang, bila saya katakan ‘God bless you’ ketika berbicara dengan saudari saya lewat telpon, dia menjawab ‘Thank you.’ Tahun lalu, dia akan mematikan telpon bila dia dengar kata ‘God’ (Allah).”

Dechatorn Puangkaew, 42, yang beristrikan seorang Katolik, berbagi pengalamannya bahwa dia biasa mengantar istrinya ke gereja setiap hari Minggu. Pegawai pemerintah itu mengatakan, dia “terkesan dengan ajaran Katolik tentang kasih dan pengampunan, dan ajarannya yang gemilang tentang materialisme.”

Ketika saya memutuskan untuk menerima Sakramen Baptis tahun 2007, katanya, sanak-saudara dan rekan-rekan kerjanya mempertanyakan keputusannya itu. Namun, katanya, dia tetap pada pendiriannya. “Kapan saja orang mempertanyakan saya, saya terbuka untuk membawa mereka ke gereja. Saya lebih senang kalau mereka tahu tentang ajaran-ajaran Katolik dan melihat berbagai kegiatan Gereja,” katanya.

Umat Kristen itu kurang dari satu persen dari 64 juta total penduduk Thailand, yang hampir 95 persennya beragama Buddha. Jumlah umat Katolik hanya sekitar 300.000 jiwa. Gereja Kristus, sebuah persekutuan Gereja-Gereja Protestan, memiliki sekitar 60.000 jemaat.

0 comments:

Post a Comment